Terdapat beberapa hal yang perlu di ketahui dalam mengobati diabetes, sehingga cara mengobati diabetes nantinya akan lebih bijaksana. berikut hal-hal yang mesti di perhatikan:
Obat Diabetes Actos Tingkatkan Risiko Kanker
LEMBAGA obat dan makanan Amerika (FDA) seperti yang dikutip dalam webMD mengeluarkan peringatan baru mengenai risiko kanker kandung kemih yang meningkat terkait dengan penggunaan obat diabetes Actos (pioglitazone). Peringatan tersebut datang setelah tinjauan dari analisis yang dilakukan selama lima tahun secara berkelanjutan oleh produsen.
FDA menindaklanjuti dengan mengambil keputusan bahwa Actos tidak boleh diresepkan untuk orang dengan kanker kandung kemih atau orang-orang dengan sejarah kanker kandung kemih.
Hasil penelitian manunjukkan bahwa meskipun tidak ada peningkatan risiko kanker kandung kenih di kalangan pengguna Actos secara keseluruhan, namun ada peningkatan risiko bagi mereka yan mengkonsumsi Actos dalam rentang waktu yang panjang, maupun dengan dosis yang terlampau tinggi meski dalam waktu yang singkat.
Actos adalah bagian dari kelas obat yang dikenal sebagai thiazolidinediones yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Hal ini dirancang untuk membantu mengontrol kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Lembaga tersebut mengatakan juga sebuah studi epidemiologi baru-baru ini di Perancis yang juga menunjukkan peningkatan risiko kanker kandung kemih terkait dengan Actos. Berdasarkan penelitian ini, Prancis telah menghentikan penggunaan obat dan disarankan untuk tidak memulai Actos pada pasien baru.
Kemudian hal lain yang perlu di perhatikan agar cara mengobati diabetes menjadi lebih tepat adalah sebagai berikut:
Obat Diabetes Tingkatkan Kerja Vaksin
DALAM perkembangan selanjutnya, penggunaan vaksin akan lebih efektif jika dipadukan dengan obat diabetes yang dikenal dengan metformin. Pernyataan ini dikuatkan oleh temuan sebuah studi dari University of Pennsylvania. Berdasarkan temuan studi tersebut, metformin membuat vaksin bekerja lebih baik.
"Penemuan ini tidak terduga, tapi sangat penting dan bisa mengubah strategi vaksin terapi dan vaksin pencegahan yang telah ada," terang peneliti Yongwon Choi, PhD, seperti dikutip situs webmd.
Tim Choi sebenarnya tidak secara langsung ditujukan untuk mempelajari obat diabetes, dan mereka juga tidak mencoba meningkatkan sistem imunisasi. Pada dasarnya, para ilmuwan ini mencoba mencaritahu bagaimana sistem kekebalan tubuh mengingat agen penyebab penyakit. Dengan ditemukannya proses ingatan ini, diharapkan sistem kekebalan bisa memberi respon lebih cepat jika kembali melihat agen penyebab penyakit tersebut.
Ingatan atau memori sistem kekebalan tubuh ini bergantung pada sel-sel yang dikenal dengan memory T cells. Sel-sel ini bersembunyi di dalam tubuh dan hanya akan aktif jika ada kehadiran patogen yang bisa mereka kenali sesuai dengan programnya.
Selama terjadi infeksi, atau setelah imunisasi, tubuh akan menggerakkan respon sejumlah besar T-cell untuk melawan invasi. T-cells ini selanjutnya akan kembali bersembunyi setelah ancaman yang datang dinetralkan. Tapi, beberapa dari mereka akan tetap bertahan dan menjadi T-cell pengingat (memory T cell). Proses bagaimana ini terjadi, terang peneliti, selama ini masih menjadi misteri.
Tim Choi menemukan bahwa memory T cell bertahan dengan mengubah suplai bahan bakar atau energi mereka. Sel ini tidak membakar glukosa, sebagaimana sebagian besar sel lainnya, tetapi mulai membakar lemak. Para peneliti kemudian membiakkan rangkaian tikus yang kurang mampu mengubah sumber energi atau bahan bakar, dan tikus-tikus ini tidak bisa lagi membuat memory T cell.
Dan salah satu dampak metformin, terang peneliti, adalah membantu sel-sel membakar lemak. Saat Choi dan teman-temannya memberikan metformin pada tikus yang dibiakkan ini, obat ini bisa memulihkan kembali kemampuan hewan tersebut dalam membuat T cell.
"Hal ini mengundang keingintahuan kami mengenai apa yang akan terjadi jika metformin diberikan pada tikus sehat," terang Choi. Karena itu, Choi dan timnya menyuntik tikus sehat dengan vaksin kanker percobaan, yang dalam kondisi normal, tidak akan bisa melindungi hewan tersebut. Tetapi, pada tikus-tikus yang diberikan metformin, vaksin bekerja lebih efektif dalam mencegah kanker.
"Penemuan ini sangat tidak disangka. Kami sangat beruntung," terang Choi.
Penemuan ini, terang choi, tidak berarti bahwa jika menggunakan metformin Anda secara otomatis akan mempunyai respon memori yang lebih baik."Tapi, obat yang banyak digunakan secara luas ini bisa menguatkan program vaksinasi. Jika kami mengkombinasikan hasil temuan ini dengan strategi-strategi yang telah ada, kami mungkin bisa meningkatkan efektivitas vaksin."
Obat Diabetes Picu Kekurangan Vitamin B12
BAGI Anda pengidap diabetes, sebaiknya lebih berhati-hati dalam menggunakan metformin dan jangan lupa memperhatikan asupan vitamin B12. Metformin ini merupakan obat yang populer digunakan para pengidap diabetes. Berdasarkan hasil studi dari University of Texas Health Science Center,metformin bisa mengakibatkan kekurangan vitamin B12. Para peneliti menemukan, 40% pasein diabetes tipe 2 yang menggunakan metformin mengalami kekurangan vitamin B12 atau memiliki kadar vitamin esensial ini dalam rentang normal yang rendah. Selain itu, 77% dari pengguna metformin yang mengalami defisiensi vitamin B12 juga mengalami peripheral neuropathy, bentuk kerusakan saraf yang berkaitan dengan diabetes tipe 2.
Peripheral neuropathy merupakan bentuk kerusakan saraf yang sebagian besar ditandai dengan rasa sakit, nyeri, serta kesemutan pada tangan dan kaki. Karena Peripheral neuropathy merupakan komplikasi utama diabetes, peneliti berdasarkan hasil studi, menganjurkan pengguna metformin untuk melalukan screening melihat kemungkinan defisiensi vitamin B12 atau melakukan suplementasi vitamin B12. Selain itu, setiap orang yang terdiagnosa mengalami peripheral neuropathy dan sekaligus juga memakai metformin sebaiknya di screening untuk memeriksa kemungkinan defisiensi.
Vitamin B12 pada umumnya terdapat pada daging dan produk-produk susu. Vitamin ini memegang peran penting dalam tubuh terutama dalam membuat sel-sel darah merah dan menjaga agar sistem saraf tetap berfungsi dengan benar. Gejala-gejala kekurangn vitamin B12 termasuk anemia, depresi, atau demensia. Tapi, seringkali tidak ada gejala khusus jika vitamin ini masih berada pada level rendah. Kekurangan vitamin B12 bisa memicu gejala-gejala saraf yang sama dengan peripheral neuropathy akibat diabetes. Tetapi, peneliti tidak bisa memastikan apakah kekurangan vitamin B12 juga turut berperan dalam munculnya peripheral neuropathy, seperti terlihat dalam studi mereka.
Pengguna metformin sebaiknya screening vitamin B12
Studi yang dipresentasikan di the American Diabetes Association̢۪s 69th Annual Scientific Sessions ini, melihat prevalensi kekurangan vitamin B12 pada 76 pengidap diabetes tipe 2 yang telah menggunakan metformin selama paling tidak 1 tahun.
Hasil studi menunjukkan, lebih dari 3/4 pengguna metformin dengan kadar vitamin B12 rendah juga menunjukkan bukti mengalami peripheral neuropathy.
"Jumlah penderita peripheral neuropathy pada kelompok yang kekurangan vitamin B12 sangat mengejutkan," ujar Mariejane Braza, salah seorang peneliti, seperti dikutip situs webmd.
Kekurangan vitamin B12, terang peneliti, belum jelas sebagai penyebab peripheral neuropathy. Tetapi, lanjut peneliti lagi, pengguna metformin sebaiknya melakukan screening untuk melihat kemungkinan kekurangan vitamin B12. Dan jika diperlukan, ada baiknya melakukan suplementasi untuk mengurangi risiko kerusakan saraf.
Kromium Cegah Diabetes
MUNGKIN Anda sudah pernah mendengar kalau pil kromium berfungsi untuk menurunkan berat badan, mengatasi diabetes, serta kolesterol tinggi. Apa kromium sebenarnya? Kromium merupakan mineral yang bisa ditemukan pada banyak makanan termasuk brokoli, whole grain, jus anggur, bir, kacang-kacangan, serta telur. Selain pada makanan, kromium juga tersedia dalam bentuk suplemen.
Apa manfaatnya bagi tubuh? Di dalam tubuh, kromium berfungsi membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Para ilmuwan juga telah meneliti mengenai ide bahwa kromium dengan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis yang biasanya didapat dari makanan, bisa membantu meregulasi kadar gula darah pada pengidap diabetes dan mereka yang berisiko tinggi menderita diabetes. Selain itu, para ahli juga meyakini, kromium bisa menurunkan kolesterol, mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, bahkan membantu menurunkan berat badan.
Fakta ilmiah. Beberapa studi menunjukkan bahwa suplemen kromium berfungsi mengontrol kadar gula darah pada pengidap diabetes serta mengatur kadar insulin pada penderita sindrom metabolik, gejala awal diabetes. Studi yang lebih kecil telah menemukan kalau mineral ini juga bisa menurunkan kadar kolesterol dan beberapa diantaranya juga menunjukkan kalau kromium bisa meningkatkan kadar kolesterol baik HDL.
Berapa banyak kromium yang kita perlukan? Menurut Richard Anderson, PhD, seornga peneliti kromium dari USDA's Beltsville Human Nutrition Research Center, seperti yang dikutip situs oprah, penggunaan kromium hingga 600 microgram sehari masih aman. Tapi, tegas Anderson, cara terbaik adalah mengonsumsi diet yang kaya kromium dan menghindari makanan bergula. Cara ini, menurut dia, bisa menurunkan berat badan.
Itulah beberapa yang perlu di ketahui bagi yang sedang membutuhkan pengobatan diabetes, mudah-mudahan hal tersebut di atas dapat membuat cara mengobati diabetes kita semua menjadi lebih aman dan efektif.(Media Indonesia)
Home » Kesehatan » Cara Mengobati Diabetes dengan Aman
0 komentar:
Posting Komentar