Wendi R (33), warga Kompleks Perumahan Azalea, Panakkukang Mas, Makassar, Minggu (25/3/2012) mengabarkan jika dirinya awal Januari lalu pernah terserang serangga pederus alias kumbang Tomcat.
Hingga hari ini, dia tetap sehat dan tak memiliki keluhan jangka panjang pada kulit dan tubuhnya. "Kira-kira, dua bulan lalu diserang serangga. Kami kira semut besar. Panas dan seperti luka bakar, tapi setelah diobati pakai madu, dua hari sudah sembuh," kata Wendi, sebagaimana dilansir saudaranya Lieke, dalam sebuah group BlackBerry Messangger komunitas jamaah Katolik di Makassar.
Wendi, awalnya tak tahu dia diserang serangga beracun yang berefek sensasi terbakar saat diserang. Dia mengusirnya, dengan menggosoknya. Dia hanya mengenali bentuk dan serangga yang berkembang biak pascapanen padi dan awal musim tanam itu.
"Nanti setelah ramai di TV, di internet saya baru tahu kalau yang kena saya itu namanya tomcat," katanya.
Rindu (19), warga Rusunawa Bekasi Jaya yang menghuni kamar D18 menyatakan, tak ada penghuni yang bisa lolos dari serangan serangga Tomcat. Dengan kata lain, Tomcat sempat mengendalikan hunian tersebut.
"Saya pas baru di sini juga kena. Emang bener, setiap penghuni baru pasti kena, enggak tau juga kenapa. Ada tetangga saya, Wawan, kamarnya dulu deket saya. Pas tidur, dia enggak pake baju, paginya pas bangun, badannya pada merah kena Tomcat. Terus, dia pindah ke lantai tiga, eh sama aja, di sana kena juga," beber Rindu, Jumat (23/3/2012).
Saat Tribunnews.com mencoba mengonfirmasi, pihak pengurus rusunawa tidak ada, karena sedang hari libur nasional , yang ada hanya petugas satpam, yakni Rahman.
"Memang hampir semuanya udah kena, tapi itu tahun lalu. Kalau sekarang ada yang kena sudah jarang," ungkap Rahman.
Tahun 2011, saat Tomcat banyak menyerang penghuni rusunawa, Rahman mengatakan warga mendatangi Puskesmas Wisma Jaya untuk mendapatkan pengobatan.
"Pas banyak yang kena, warga pada lapor ke pengurus. Terus, warga pada ke puskesmas. Enggak ada kelanjutannya lagi. Sampai turun selebaran terkait Tomcat, tapi dibilangnya vektor," imbuh Rahman sambil menunjukkan selebaran yang dipasang di papan pengumuman rusunawa. Berikut isi selebaran yang tercantum di didinding Rusunawa.
Bantuan operasional dari Dinkes Kota yang bisa dilakukan untuk mengendalikan serangan tersangka vektor secara cepat dalam keadaan emergency ini adalah:
1. Melakukan penyemprotan insektisida dengan mistblower yang tersedia di Dinkes Kota atau Kab. Hal ini untuk menekan populasi serangan tersangka vektor di sekitar pemukiman.
2. Insektisida yang digunakan bisa pake stok insektisida yang ada dan selama ini telah digunakan untuk pengndalian vektor DBD dan cikungunya seperti malathion, sipermethrin, iambda-cyhalothria.
3. Puskesmas diharapkan melakukan pemantauan terhadap gangguan hipersensitifitas yang mungkin ditimbulkan pasca vektor pengendalian.
Rindu (19), penghuni kamar D13 Rusunawa Bekasi Jaya, mengaku pernah menemukan Tomcat di kamar mandi kamarnya.
"Kemarin (Kamis) saya nemu satu (Tomcat) di dinding sudut kamar mandi. Terus saya ambil dan saya masukkan plastik," ujar Rindu, penghuni rusunawa yang berlokasi di Jalan Raya Baru Underpass, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, kepada Tribunnews.com, Jumat (23/3/2012).
Rindu juga sempat menunjukkan tempat di mana dia menemukan Tomcat, yang bersarang di kamar mandinya. Tomcat itu biasa ditemukan di tempat lembab, seperti di pojok maupun sudut kamar mandi, juga di dinding-dinding kamar mandi yang temboknya berlubang kecil.
"Nih, biasanya di sudut-sudut sini, kemarin ada. Tapi mana ya, sekarang enggak ada. Yang kemarin nemu Tomcat satu, juga saya masukkan plastik dan saya buang," ungkap Rindu.
Tak hanya di daerah Jawa Timur, kini Tomcat juga menyerang penghuni yang tinggal di Rusunawa Bekasi. Bahkan, serangga yang kini sedang populer, sudah berada di rusunawa tersebut sejak 2011.
0 komentar:
Posting Komentar